Hai orang-orang yang beriman. Nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik (QS Al-Baqarah : 267) --- Dengan bersedekah seribu rupiah sehari Anda telah membantu membebaskan orang miskin dari kesulitan hidup mereka --- Semoga Allah selalu memberi kemudahan bagi setiap amal kita --- Donasi disalurkan lewat Bank Mandiri Cabang Bogor Rek No 133-00-0567361-1 a/n Drs. Akbar --- Konfirmasi transfer ke 087770585383

Kamis, 24 Juli 2014

PERSIAPKAN BEKAL UNTUK ‘MUDIK’ MENGHADAP ALLAH



H. Akbar
Komunitas Pecinta Sedekah
Yayasan Arrafiiyah

Tak terasa kita sudah mau sampai di ujung jalan bulan Ramadan, jalan yang di mana kita banyak belajar. Perjalanan yang di dalamnya begitu banyak hikmah dan juga jalan yang sangat diberkahi Allah.
Di ujung Ramadan ini, kota-kota besar mulai akan ditinggal oleh warganya yang hendak pulang kampung, pulang ke kampung halaman adalah momen yang sangat dirindukan tiap tahunnya.

Ini menjadi salah satu bagian dari budaya kita, demi terwujudnya silaturahmi yang memang harus tetap dijalankan. Karena dengan mudik ke kampung halaman kita bisa bernostalgia dengan saudara-saudara kita dulu di kampung dan juga bisa berjumpa dengan orang tua kita.

Itulah salah satu keindahan di agama kita yang di mana kita harus saling menghormati, yang muda mengunjungi orang yang lebih tua.

Islam juga mengajarkan adab dan akhlak yang tinggi, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang muda ,menjaga keharmonisan keluarga dan menghilangkan hal-hal yang dapat merusak hubungan.

Makanya kita diajarkan untuk selalu silaturahmi, karena seperti yang kita ketahui silaturahmi itu selain untuk menjaga hubungan keluarga juga memiliki banyak keutamaan.

Namun, makna mudik ini malah bisa mengganggu ibadah kita, terkadang saat mudik di perjalanan membuat orang-orang malah banyak yang tidak berpuasa dengan alasan perjalanan yang melelahkan, bahkan kadang sholat pun tidak kita perhatikan, padahal kita tahu bagaimana tata cara ibadah saat musafir.

Belum lagi Euporia mudik ini membuat kita terlalu berlebih-lebihan, uang tabungan yang dikumpulkan selama setahun bisa habis begitu saja, apa saja kita beli bahkan kadang peristiwa tahunan ini banyak yang menjadikannya ajang pamer kepada orang-orang yang ada di kampung.
Seharusnya kita harus biasa saja, karena hal yang berlebih-lebihan itu tidaklah baik. Janganlah berlebih-lebihan bahkan saat di perjalanan banyak memperlihatkan kekayaannya, perhiasan yang biasa disimpanpun dipakai. Padahal itu akan memberi kesempatan pada orang-orang yang akan berbuat jahat seperti pencopetan dengan berbagai modusnya.

Menjelang lebaran ini apa saja bisa mereka lakukan, apa lagi masa-masa ini sangat rentan walaupun alasan mereka klasik yaitu tuntutan kebutuhan keluarga.

Alangkah lebih baik dalam menghadapi penghujung bulan yang mulia ini kita bersikap lebih sederhana.

Karena secara tidak sadar kita akan berpisah dengan Ramadan ini, sudah seberapa kah kita berbagi dengan orang-orang yang tidak mampu, sudah seberapa banyak kah amalan-amalan ibadah yang kita lakukan.

Marilah kita mudik dengan bekal yang cukup tidak usah berlebihan, karena kita akan mengalami Mudik yang sebenarnya yaitu "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" Sesungguhnya kita adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kita kembali.

Sesungguhnya bekal yang harus kita persiapkan adalah saat kita mudik untuk menghadap-Nya.

Bekal apa yang kita akan bawa? Sudah cukupkah atau siapkah jika sewaktu-waktu kita diminta untuk menghadap-Nya.

Semoga dengan kita mengetahui arti tujuan hidup kita, kita bisa mempersiapkannya secara seimbang, silaturahmi tetap jalan ibadahpun takkan pernah kurang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar