H. Akbar
Komunitas Pecinta Sedekah
Yayasan Arrafiiyah
Apakah Anda sudah puas dengan keadaan hidup saat ini? Apakah
keinginan Anda sudah terpenuhi? Apakah anda sudah bisa membahagian
semua orang yang pernah berjasa kepada Anda? Apakah anda sudah jadi
orang yang istimewa dan diistimewakan seisi rumah Anda, masyarakat
sekitar dan orang-orang yang mengenal anda?
Jika anda belum puas dan belum mencapai apa yang anda dambakan. Jika
anda siap belajar dari orang sukses. Jika anda terbuka untuk menerima
masukan orang lain. Jika anda siap untuk bersabar dan istikomah. Jika
anda siap bersinergi dalam kebaikan. Sesungguhnya sudah cukup untuk
memulai menerima dan meraih pancarahan cahaya kebaikan dan kebenaran
Allah SWT. Maka marilah kita ikuti langkah-langkah sukses berikut ini. Bismillahirrahmanirrahim
Pertama : Mensyukuri Segala Nikmat
Tiada
kenikmatan, apapun wujudnya yang dirasakan menusia, melainkan datang
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Atas dasar itu, Allah Subhanahu wa
Ta’ala mewajibkan manusia untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya. Dengan
cara senantiasa mengingat bahwasanya kenikmatan tersebut datang dari
Allah Subhanahu wa Ta’ala, diteruskan mengucapkan hamdalah, dan
selanjutnya menafkahkan sebagai kekayaannya di jalan-jalan yang diridhai
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seseorang yang telah mendapatkan taufik
untuk bersyukur, ia akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya, sehingga
Allah akan senantiasa melipatgandakan kenikmatan baginya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Dan
ingatlah tatkala Rabbmu mengumandangkan : “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”
[Ibrahim : 7]
Pada ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur demi (kebaikan) dirinya sendiri” [An-Naml : 40]
Imam
Al-Qurthubi rahimahullah berkata :”Manfaat bersyukur tidak akan
dirasakan, kecuali oleh pelakunya sendiri. Dengan itu, ia berhak
mendapatkan kesempurnaan dari nikmat yang telah ia dapatkan, dan nikmat
tersebut akan kekal dan bertambah. Sebagaimana syukur, juga berfungsi
untuk mengikat kenikmatan yang telah didapat serta menggapai kenikmatan
yang belum dicapai” [8]
Sebagai contoh nyata, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Sesungguhnya
bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Rabb) di tempat kediaman mereka,
yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada
mereka dikatakan) : “Makanlah olehmu dari rizki yang (dianugrahkan)
Rabbmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang
baik dan (Rabbmu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun. Tetapi mereka
berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami
ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon)
yang berbuah pahit, pohon atsel (cemara) dan pohon bidara” [Saba :
15-16]
Tatkala bangsa Saba’ masih dalam keadaan makmur dan
tenteram, Allah subhanahu wa Ta’ala hanya memerintahkan kepada mereka
agar bersyukur. Ini menunjukkan, dengan bersyukur, mereka dapat menjaga
kenikmatan dari bencana, dan mendatangkan kenikmatan lain yang belum
pernah mereka dapatkan.
Kedua : Membayar Zakat (Sedekah)
Zakat,
baik zakat wajib maupun sunnah (sedekah), merupakan salah satu amalan
yang menjadi faktor yang dapat menyebabkan turunnya keberkahan. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” [Al-Baqarah : 276]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Tiada
pagi hari, melainkan ada dua malaikat yang turun, kemudian salah
satunya berkata (berdo’a) : “Ya Allah, berilah pengganti bagi orang yang
berinfak”, sedangkan yang lain berdo’a :”Ya Allah, timpakanlah kepada
orang yang kikir (tidak berinfak) kehancuran” [Muttafaqun alaih]
Ketiga : Bekerja Mencari Rizki Dengan Hati Qona’ah, Tidak Dipenuhi Ambisi dan Tidak Serakah
Sifat
qona’ah dan lapang dada dengan pembagian Allah Subhanahu wa Ta’ala,
merupakan kekayaan yang tidak ada bandingannya. Dengan jiwa yang
dipenuhi dengan qona’ah, dan keridhaan dengan segala rizki yang Allah
turunkan untuknya, maka keberkahan akan datang kepadanya. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Sesungguhnya Allah Yang
Maha Luas Karunia-nya lagi Maha Tinggi, akan menguji setiap hamba-Nya
dengan rizki yang telah Ia berikan kepadanya. Barangsiapa yang ridha
dengan pembagian Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Allah akan memberkahi
dan melapangkan rizki tersebut untuknya. Dan barangsiapa yang tidak
ridha (tidak puas), niscaya rizkinya tidak akan diberkahi” [HR Ahmad dan
dishahihkan oleh Al-Albani]
Al-Munawi rahimahullah menyebutkan :
“Penyakit ini (yaitu tidak puas dengan apa yang telah Allah Subhanahu
wa Ta’ala karuniakan kepadanya, pent) banyak dijumpai pada pemuja
dunia. Hingga engkau temui salah seorang dari mereka meremehkan rizki
yang telah dikaruniakan untuknya ; merasa hartanya sedikit, buruk,
serta terpana dengan rizki orang lain dan menganggapnya lebih bagus dan
banyak. Oleh karena itu, ia akan senantiasa membanting tulang untuk
menambah hartanya , sampai umurnya habis, kekuatannya sirna ; dan ia pun
menjadi tua renta (pikun) akibat dari ambisi yang digapainya dan rasa
letih. Dengan itu, ia telah menyiksa tubuhnya, menghitamkan lembaran
amalannya dengan berbagai dosa yang ia lakukan demi mendapatkan harta
kekayaan. Padahal, ia tidak akan memperoleh selain apa yang telah Allah
Subhanahu wa Ta’ala tentukan untuknya. Pada akhir hayatnya, ia
meninggal dunia dalam keadaan pailit. Dia tidak mensyukuri yang telah
ia peroleh, dan ia juga tidak berhasil menggapai apa yang ia inginkan”
[9]
Oleh karena itu, Islam mengajarkan kepada umatnya agar
senantiasa menjaga kehormatan agama dan diri dalam setiap usaha yang
ditempuhnya guna mencari rizki. Sehingga, seorang muslim tidak akan
menempuh, melainkan jalan-jalan yang telah dihalalkan dan dengan telah
menjaga kehormatan dirinya.
Keempat : Bertaubat Dari Segala Perbuatan Dosa
Sebagaimana
perbuatan dosa menjadi salah satu penyebab terhalangnya rizki dari
pelakunya, maka sebaliknya, taubat dan istighfar merupakan salah satu
faktor yang dapat mendatangkan rizki dan keberkahannya. Allah Subhanahu
wa Ta’ala menceritakan tentang Nabi Hud Alaihissallam bersama kaumnya.
“Dan
(Hud berkata) : Hai kaumku, beristighfarlah kepada Rabbmu lalu
bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan atasmu hujan yang sangat
deras, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan
janganlah kamu berpaling dengan berbuta dosa” [Hud : 52]
Akibat
kekufuran dan perbuatan dosa kaum ‘Ad –berdasarkan keterangan para ulama
tafsir- mereka ditimpa kekeringan dan kemandulan, sehingga tidak
seorang wanita pun yang bisa melahirkan anak. Keadaan ini berlangsung
selama beberapa tahun lamanya. Oleh karena itu, Nabi Hud Alaihissallam
memerintahkan mereka untuk bertaubat dan beristighfar. Sebab, dengan
taubat dan istighfar itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menurunkan
hujan, dan mengaruniai mereka anak keturunan. [10]
Kelima : Menyambung Tali Silaturahmi
Di
antara amal shalih yang akan mendatangkan keberkahan dalam hidup,
yaitu menyambung tali silaturrahim. Ini merupakan upaya menjalin
hubungan baik dengan setiap orang yang akan terkait hubungan nasab
dengan kita. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Barangsiapa
yang senang untuk dilapangkan (atau diberkahi) rizkinya, atau ditunda
(dipanjangkan) umurnya, maka hendaknya ia bersilaturrahim” [Muttafaqun
‘alaih]
Yang dimaksud dengan ditunda ajalnya, ialah umurnya
diberkahi, diberi taufiq untuk beramal shalih, mengisi waktunya dengan
berbagai amalan yang berguna bagi kehidupannya di akhirat, dan ia
terjaga dari menyia-nyiakan waktunya dalam hal yang tidak berguna. Atau
menjadikan nama harumnya senantiasa dikenang orang. Atau benar-benar
umurnya ditambah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. [11]
Keenam : Mencari Rizki Dari Jalan Yang Halal.
Merupakan
syarat mutlak bagi terwujudnya keberkahan harta, ialah memperolehnya
dengan jalan yang halal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.
“Janganlah kamu merasa bahwa rizkimu datangnya
terlambat. Karena sesunguhnya, tidaklah seorang hamba akan meninggal,
hingga telah datang kepadanya rizki terakhir (yang telah ditentukan)
untuknya. Maka, tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizki, yaitu
dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram” [HR
Abdur-Razaq, Ibnu Hibbanm dan Al-Hakim]
Salah satu yang mempengaruhi keberkahan ini ialah praktek riba. Perbuatan riba termasuk faktor yang dapat menghapus keberkahan.
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” [Al-Baqarah : 276]
Ibnu
Katsir rahimahullah berkata :”Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan
bahwa Dia akan memusnahkan riba. Maksudnya, bisa saja memusnahkannya
secara keseluruhan dari tangan pemiliknya, atau menghalangi pemiliknya
dari keberkahan hartanya tersebut. Dengan demikian, pemilik riba tidak
mendapatkan manfaat dari harta ribanya. Bahkan dengan harta tersebut,
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membinasakannya dalam kehidupan dunia,
dan kelak di hari akhirat Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menyiksanya
akibat harta tersebut” [12]
Bila mengamati kehidupan orang-orang
yang menjalankan praktek riba, niscaya kita dapatkan banyak bukti bagi
kebenaran ayat dan hadits di atas. Betapa banyak pemakan riba yang
hartanya berlimpah, hingga tak terhitung jumlahnya, akan tetapi tidak
satu pun dari mereka yang merasakan keberkahan, ketentraman dan
kebahagiaan dari harta haram tersebut.
Begitu pula dengan
meminta-minta (mengemis) dalam mencari rizki, termasuk perbuatan yang
diharamkan dan tidak mengandung keberkahan. Dalam salah satu hadits,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan sebagian dampak
hilangnya keberkahan dari orang yang meminta-minta.
“Tidaklah
seseorang terus-menerus meminta-minta kepada orang lain, hingga kelak
akan datang pada hari Kiamat, dalam keadaan tidak ada secuil daging pun
melekat di wajahnya” [Muttafaqun alaih]
Ketujuh : Bekerja Saat Waktu Pagi.
Di
antara jalan untuk meraih keberkahan dari Allah, ialah menanamkan
semangat untuk hidup sehat dan produktif, serta menyingkirkan sifat
malas sejauh-jaunya. Caranya, senantiasa memanfaatkan karunia Allah
Subhanahu wa Ta’ala dengan hal-hal yang berguna dan mendatangkan
kemaslahatan bagi hidup kita.
Termasuk waktu yang paling baik
untuk memulai bekerja dan mencari rizki, ialah waktu pagi. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memanjatkan do’a keberkahan.
“Ya
Allah, berkahilah untuk ummatku waktu pagi mereka” [HR Abu Dawud,
At-Tirmidzi, An-Nasa-i, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani]
Hikmah dikhususkannya waktu pagi dengan doa
keberkahan, lantaran waktu pagi merupakan waktu dimulainya berbagai
aktifitas manusia. Saat itu pula, seseorang merasakan semangat usai
beristirahat di malam hari. Oleh karenanya, beliau Shallallahu ‘alaihi
wa sallam mendo’akan keberkahan pada waktu pagi ini agar seluruh umatnya
memperoleh bagian dari doa tersebut.
Sebagai penerapan langsung
dari doa ini, bila mengutus pasukan perang, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam melakukannya di pagi hari, sehingga pasukan diberkahi
dan mendapatkan pertolongan serta kemenangan.
Contoh lain dari
keberkahan waktu pagi, ialah sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat
Shakhr Al-Ghamidi Radhiyallahu ‘anhu. Yaitu perawi hadits ini dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Shakhr bekerja sebagai pedagang. Usai
mendengarkan hadits ini, ia pun menerapkannya. Tidaklah ia mengirimkan
barang dagangannya kecuali di pagi hari. Dan benarlah, keberkahan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dapat ia peroleh. Diriwayatkan, perniagaannya
berhasil dan hartanya melimpah ruah. Dan berdasarkan hadits ini pula,
sebagian ulama menyatakan, tidur pada pagi hari hukumnya makruh.
Masih
banyak lagi amalan-amalan yang akan mendatangkan keberkahan dalam
kehidupan seorang muslim. Apa yang telah saya paparkan di atas hanyalah
sebagai contoh
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa
melimpahkan taufiq dan keberkahan-Nya kepada kita semua. Dan semoga
pemaparan singkat ini dapat berguna bagi saya pribadi dan setiap orang
yang mendengar atau membacanya. Tak lupa, bila pemaparan diatas ada
kesalahan, maka hal itu datang dari saya dan dari setan, sehingga saya
beristighfar kepada Allah. Dan bila ada kebenaran, maka itu semua atas
taufik dan inayah-Nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar