H. Akbar
Komunitas Pecinta Sedekah
Yayasan Arrafiiyah
Sebagian kita sudah tak asing lagi dengan sholat sunnah yang satu
ini. Namun pengetahuan belum menunjukkan sebuah perbuatan: sebuah
pengamalan dalam beribadah. Hal ini bisa jadi karena kita malas, tak
punya waktu mengerjakannya, tidak tahu bagaimana cara melaksanakannya,
tidak tahu segenap keutamaannya ( fadilah ) yang tersembunyi
didalamnya.
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan: "Kekasihku,
Rasulullah SAW berwasiat kepadaku mengenai tiga hal :a). agar aku
berpuasa sebanyak tiga hari pada setiap bulan, b). melakukan sholat
dhuha dua raka'at dan c). melakukan sholat witir sebelum tidur."
( H.R. Bukhari & Muslim ).
Di
hadits yang lain dikatakan bahwa Mu'azah al Adawiyah bertanya kepada
Aisyah binti Abu Bakar r.a : "Apakah Rasulullah SAW, melakukan sholat
dhuha ?" Aisyah menjawab," Ya, Rasulullah SAW melakukannya sebanyak
empat raka'at atau menambahnya sesuai dengan kehendak Allah SWT." (
H.R. Muslim, an-Nasa'i, at-Tirmizi, dan Ibnu Majah).
Demikianlah hadits hadits tersebut meneguhkan ihwal sunnah-nya sholat dhuha.
Status sunnah sholat dhuha di atas tentu saja tidak berangkat dari ruang kosong.
Berdasarkan tinjauan agama, ada beragam keutamaanya (fadilah) yang bisa ditarik:
Pertama:
sholat dhuha merupakan ekspresi terima kasih kita kepada Allah SWT,
atas nikmat sehat bugarnya setiap sendi tubuh kita.
Menurut
Rasulullah SAW, setiap sendi ditubuh kita berjumlah 360 sendi yang
setiap harinya harus kita beri sedekah sebagai makanannya. Dan kata Nabi
SAW, sholat dhuha adalah makanan sendi - sendi tersebut.
"Pada
setiap manusia diciptakan 360 persendian dan seharusnya orang yang
bersangkutan (pemilik sendi) bersedekah untuk setiap sendinya." Lalu,
para sahabat bertanya:" Ya Rasulullah SAW, siapa yang sanggup
melakukannya ?' Rasulullah SAW menjelaskan:" Membersihkan kotoran yang
ada di masjid atau menyingkirkan sesuatu ( yang dapat mencelakakan orang
) dari jalan raya, apabila ia tidak mampu maka sholat dhuha dua
raka'at, dapat menggantikannya" ( H.R. Ahmad bin Hanbal dan Abu Daud ).
Kedua:
sholat dhuha merupakan wahana pengharapan kita akan rahmat dan nikmat
Allah sepanjang hari yang akan dilalui, entah itu nikmat fisik maupun
materi. Rasulullah SAW bersabda, "Allah berfirman, "Wahai anak Adam,
jangan sekali kali engkau malas melakukan sholat empat raka'at pada pagi
hari, yaitu sholat dhuha, niscaya nanti akan Kucukupi kebutuhanmu
hingga sore harinya." ( H.R. al-Hakim dan at-Tabrani).
Lebih dari
itu, momen sholat dhuha merupakan saat dimana kita mengisi kembali
semangat hidup baru. Kita berharap semoga hari yang akan kita lalui
menjadi hari yang lebih baik dari hari kemarin. Disinilah, ruang kita
menanam optimisme hidup. Bahwa kita tidak sendiri menjalani hidup. Ada
Sang Maha Rahman yang senantiasa akan menemani kita dalam menjalani
hidup sehari-hari.
Ketiga: sholat dhuha sebagai pelindung kita
untuk menangkal siksa api neraka di Hari Pembalasan ( Kiamat ) nanti.
Hal ini ditegaskan Nabi SAW, dalam haditsnya, "Barangsiapa melakukan
sholat fajar, kemudian ia tetap duduk ditempat shalatnya sambil
berdzikir hingga matahari terbit dan kemudian ia melaksanakan sholat
dhuha sebanyak dua raka'at, niscaya Allah SWT, akan mengharamkan api
neraka untuk menyentuh atau membakar tubuhnya,"( H.R. al-Baihaqi).
Keempat:
bagi org yang merutinkan shalat dhuha, niscaya Allah mengganjarnya
dengan balasan surga. Rasulullah SAW bersabda, "Di dalam surga terdapat
pintu yang bernama bab ad-dhuha ( pintu dhuha ) dan pada hari kiamat
nanti ada orang yang memanggil," Di mana orang yang senantiasa
megerjakan sholat dhuha ? Ini pintu kamu, masuklah dengan kasih sayang
Allah." ( H.R. at-Tabrani).
Bila menilik serangkaian fadilah di
atas, cukup beralasan, bila Nabi SAW menghimbau umatnya untuk senantiasa
membiasakan diri dengan sholat dhuha ini. Kendati demikian, untuk
meraih fadilah tersebut, beberapa tata cara pelaksanaannya, kiranya
perlu diperhatikan.
WAKTU SHOLAT DHUHA
Kata dhuha yang
mengiringi sholat sunnah ini berarti terbit atau naiknya matahari. Wajar
bila sholat ini, kemudian, dilakukan pada pagi hari ketika matahari
mulai menampakkan sinarnya. Namun, beberapa ulama fikih berbeda pendapat
tentang ketentuan waktunya.
Imam Nawawi di dalam kitab
ar-Raudah mengatakan bahwa waktu sholat dhuha itu dimulai, sejak
terbitnya matahari, yakni sekitar setinggi lembing ( lebih kurang 18
derajat ). Sementara Abdul Karim bin Muhammad ar-Rifai, seorang ahli
fikih bermazhab Syafi'i berkomentar bahwa sholat itu lebih utama bila
dikerjakan saat matahari lebih tinggi dari itu.
Ada sebuah hadits
yang menentukan perihal dhuha di atas. Zaid bin Arqam meriwayatkan: "
Rasulullah SAW keluar menemui penduduk Quba di saat mereka melaksanakan
sholat dhuha, lalu Rasulullah SAW, bersabda :"Sholat dhuha dilakukan
apabila anak anak unta telah merasa kepanasan ( karena tersengat
matahari)" ( H.R. Muslim dan Ahmad bin Hanbal).
RAKA'AT DHUHA.
Sholat dhuha merupakan sholat yang tidak menyusahkan untuk dikerjakan.
Sebab,
sholat dhuha itu menyesuaikan kemampuan dan kesempatan muslim yang
hendak mengamalkannya. Poin ini tergambar dengan jelas pada bilangan
raka'atnya. Mulai dari 2 raka'at, 4 raka'at, 8 raka'at hingga 12
raka'at. Masing-masing raka'at memiliki sandaran hadits Rasulullah SAW,
sebagaimana yang penulis singgung di atas.
Sayid Sabiq, ahli
fikih dari Mesir, menyimpulkan bahwa batas minimal sholat dhuha itu 2
raka'at sedangkan batas maksimalnya adalah delapan raka'at. Pada
ketentuan minimal dapat ditemukan pada hadits riwayat Abu Hurairah.
Sementara ketentuan maksimal dapat ditemukan pada hadits fi'li (
perbuatan ) yang diriwayatkan Aisyah, r.a, "Rasulullah SAW, masuk
kerumah saya lalu melakukan sholat dhuha sebanyak delapan raka'at."(
H.R. Ibnu Hiban ).
Bahkan lebih dari itu, menurut ulama mazhab
Hanafi jumlah maksimal raka'at sholat dhuha itu enam belas raka'at .
Sedang Abu Ja'far Muhammad bin Jarir at-Tabari, pengarang kitab Tafsir
Jami al-Bayan, sebagian ulama mazhab Syafi'i dan Ibnu Qayyim
al-Jauziyyah berpendapat bahwa tidak ada batas maksimal untuk jumlah
raka'at sholat dhuha. Semuanya tergantung pada kemampuan dan kesanggupan
orang yang ingin mengerjakannya. Wallahu'alam bil shawab. (
Muadz/Hidayah).
Do'a Setelah Sholat Dhuha
Bismillahir rohmaanir rohiim.
Ya Alloh, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktu-MU,
dan keagungan itu adalah keagungan-MU,
dan keindahan itu adalah keindahan-MU,
dan kekuatan itu adalah kekuatan-MU,
dan perlindungan itu adalah perlindungan-MU,
Ya Alloh, jika rizkiku masih di atas langit, maka turunkanlah,
jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah,
jika masih sukar, maka mudahkanlah,
jika (ternyata) haram, maka sucikanlah,
jika masih jauh, maka dekatkanlah,
Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-MU,
limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada
hamba-hamba-MU yang sholeh.
Amiin Ya Robbal Alamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar